Evolusi Perhimpunan Spesialis Bedah Vaskuler menjadi
Spesialis Bedah Vaskuler dan Endovaskuler
Patrianef,
Sekretaris Kolegium Vaskuler dan Endovaskuler Indonesia
Divisi
Vaskuler dan Endovaskuler Departemen Ilmu Bedah FKUI/RS Cipto Mangunkusumo
Jakarta
Latar belakang
Ilmu bedah vaskuler saat ini
berkembang sangat pesat seiring dengan dikenalnya teknik angiografi dan
pemeriksaan vaskuler non invasif, termasuk di Indonesia. Divisi Bedah Vaskuler
dan Endovaskuler Departemen Ilmu Bedah FKUI/RSCM dengan dilandasi keinginan
untuk berkembang dan menjadikan RS Cipto
Mangunkusumo yang merupakan RS Pendidikan FKUI sebagai Nasional Vascular Center
ikut berbenah dengan dukungan penuh manajemen RSCM dan FKUI.
Salah satu bentuk perubahan yang
dilakukan adalah perubahan nama divisi,
sesuai dengan perubahan nama perhimpunan. Perubahan itu dilandasi keinginan
untuk mengembangkan teknik minimal invasif dalam bidang vaskuler.
Sebagai satu satunya pusat
pendidikan yang melaksanakan pendidikan subspesialisasi dibidang vaskuler di
Indonesia, maka keinginan itu dirasa sudah sewajarnya jika bukan merupakan
suatu keharusan.
Definisi Bedah Vaskuler
Bedah vaskuler adalah suatu
spesialisasi yang melaksanakan diagnosa, dan penatalaksanaan kelainan pada arteri, vena dan sistem limfe, diluar pembuluh
darah intra kardial dan intra kranial ( Society for Vascular Surgery)
Seorang spesialis bedah vaskuler
yang terlatih harus dianggap sebagai seorang spesialis vaskuler yang
selain melakukan pembedahan terbuka
tradisional pada pembuluh darah juga melakukan intervensi endovaskuler dan
berkompeten untuk menangani kelainan pembuluh darah tanpa pembedahan dan tanpa
intervensi. Seorang spesialis bedah vaskuler harus mempunyai ilmu pengetahuan
dan pengalaman sebagai berikut :
1. Mengerti
patofisiologi pembentukan dan perjalanan penyakit kelainan arteri dan vena
mencakup atherosclerosis, hyperplasia intima, kelainan non
atherosklerotik,kelainan akut dan kronik pada vena dan limfe dan gangguan pada
organ yang didarahinya.
2. Mampu
melakukan evaluasi klinis pada penderita kelainan vaskuler mencakup anamnesa,
pemeriksaan fisik dan penatalaksanaan medis mencakup pemberian obat obatan dan
reduksi faktor resiko
3. Mampu
melakukan pemeriksaan invasif dan non
invasif pada kelainan vaskuler
mencakup tetapi tidak dibatasi hanya pada dupleks ultrasonografi, pemeriksaan
Doppler, pletismografi, magnetic
resonance imaging, computed
tomography angiography, contrast angiography dan venography, ultrasonografi intra vaskuler.
4. Indikasi
dan teknik pembedahan terbuka pada kelainan vaskuler mencakup kelainan
kongenital, sumbatan, trauma, aneurisma, proses inflamasi termasuk pada
kelainan serebrovaskuler. Ini termasuk arteri karotis dan cabangnya,
ekstremitas atas, aorta intrathorakal dan cabangnya, arkus aorta,aorta thorakalis
desenden, aorta abdominal, arteri renalis dan arteri visceral, arteri didaerah
pelvis dan tungkai bawah, sistem vena dileher, dada, abdomen,pelvis dan tungkai
bawah, pembuluh darah yang dikecualikan adalah intracranial dan intrakardial.
5. Teknik
dan indikasi untuk intervensi
endovaskuler termasuk angioplasty, balloning, stenting, sumbatan pada pembuluh darah kecuali arteri koronaria dan
arteri intracranial,aorta thorakalis dan abdominalis dan pembuluh darah perifer
termasuk pemasangan graft endovaskuler, trombolisis, dan pemeriksaan tambahan
endovaskuler lainnya.
6. Penatalaksanaan
kondisi kritis mencakup evaluasi pre dan postoperatif pada penderita kelainan
vaskuler yang dirawat di perawatan intensif. Penatalaksanaan ini mencakup
pemahaman dan indikasi untuk pemasangan kateter arteri, vena sentral dan arteri
pulmonalis untuk monitoring hemodinamik.
Kondisi pendidikan bedah vaskuler di dunia dan Indonesia saat
ini
Perhimpunan yang menyelenggarakan pendidikan di Indonesia adalah
Perhimpunan Spesialis Bedah vaskuler dan Endovaskuler Indonesia disingkat PESBEVI melalui Kolegium Ilmu Vaskuler dan Endovaskuler Indonesia. Saat ini di Indonesia sistem
pendidikan yang dianut masih tradisional, dimana pendidikan bedah vaskuler
dilakukan pada spesialis bedah yang berminat
mendalami bidang vaskuler dan endovaskuler, seorang peserta didik adalah
seorang spesialis bedah
dan mempunyai
sertifikasi dan kompetensi dalam bidang bedah umum. Pendidikan dilaksanakan
selama dua tahun dan institusi pendidikan satu satunya saat ini adalah
FKUI/RSCM.
Status pendidikan bedah vaskuler
saat ini adalah subspesialisasi didalam bidang ilmu bedah umum.
Didunia internasional saat ini
ada 4 sistem pendidikan untuk mendidik seorang spesialis bedah vaskuler yaitu;
1. Tradisional,
seorang peserta harus menyelesaikan pendidikan spesialis bedah umum dan
mempunyai sertifikasi dan kompetensi, minimum waktu yang dibutuhkan adalah dua
tahun. Sebelum tahun 2007 waktu pendidikan yang dibutuhkan adalah 1 tahun.
Peserta didik dengan cara ini mempunyai dua kompetensi yaitu bedah umum dan
bedah vaskuler. Pendidikan seperti ini lazim dinegara Eropa, seperti United
Kingdom, Austria,Kroasia,Italia,Norwegia,Switzerland, Turki dll. Pada sistem
ini terdapat dua sebutan ada yang menyebut sebagai konsultan dan ada yang memberikan
sebutan spesialis bedah dan spesialis vaskuler
2. Spesialisasi
dini, pada sistem ini seorang peserta didik menjalani pendidikan bedah umum
selama 4 tahun dan langsung menjalani pendidikan spesialisasi bedah vaskuler
diinstitusi yang sama selama 2 tahun. Peserta didik dengan cara ini memperoleh
dua kompetensi, bedah umum dan bedah vaskuler.
3. Sistem
terintegrasi, peserta didik menjalani pendidikan bedah dasar selama dua tahun,
kemudian menjalani pendidikan bedah vaskuler selama dua tahun dan pada tahun
kelima menjalani chief residen hanya dalam bidang ilmu vaskuler, p eserta didik
dengan cara ini hanya berwenang menangani kasus kasus vaskuler. Negara yang
menjalankan pendidikan seperti ini adalah Portugal, Russia, Finlandia. Pada sistem
ini seorang lulusan mempunyai kwalifikasi sebagai seorang spesialis bukan
subspesialis
4. Independen.
Pada sistem ini peserta didik menjalani
pendidikan bedah dasar selama tiga tahun dilanjutkan dengan bedah vaskuler
selama 3 tahun dan pada tahun terakhir menjalani chief residensi dalam bidang
ilmu vaskuler. pola ini lazim dilaksanakan di Amerika Serikat. Pada sistem ini
seorang lulusan menyandang sebutan spesialis bukan subspesialis
Di Amerika Serikat pendidikan
hanya dilakukan oleh institusi yang terakreditasi oleh “ Accreditation Council
for Graduate Medical Education (ACGME) “
Latihan dan Materi
Pendidikan Bedah Vaskuler
Didunia Internasional baik di
Eropa maupun Amerika serikat materi pendidikan
bedah vaskuler saat ini adalah sebagai berikut:
·
Pembedahan terbuka, seorang peserta didik
diharapkan mampu melakukan semua pembedahan terbuka untuk kasus kasus vaskuler
·
Intervensi Endovaskuler, seorang peserta didik
mampu melakukan tindakan intervensi
catheter based. Di Amerika serikat seorang spesialis bedah vaskuler
dalam pendidkan melakukan tindakan pengobatan intervensi sebanyak 80 kasus, diagnostik
endovaskuler sebanyak 100 kasus dan 20
operasi endovaskuler untuk aneurisma(EVAR). 75% dari kasus tersebut dilakukan
pada arteri dan sebanyak 25% pada vena. Pada guideline terakhir dinyatakan
bahwa seorang spesialis bedah vaskuler juga harus mampu melakukan Thoracic
Endovascular aortic repair sebanyak 25 kasus dengan sebanyak 12 kasus sebagai
operator. Pada prosedur ini seorang peserta didik juga harus mampu melakukan
tindakan ileal conduit, mengekspose
arteri dan vena femoralis serta bypass
karotis ke subklavia. Seorang peserta didik sebelumnya tidak harus memiliki clinical privilege dalam pembedahan
thoracoabdominal terbuka.
·
Diagnostik vaskuler non invasif. Seorang peserta didik harus mempunyai
kemampuan sebagai berikut:
o
Pemahaman anatomi fisiologi pembuluh darah
sebagai dasar untuk pemeriksaan ultrasonografi.
o
Pengalaman klinis dalam penatalaksanaan kasus
vaskuler. Di Amerika Serikat seorang peserta didik minimum melakukan
pemeriksaan dibawah supervise sebagi berikut:
§
Test fisiologi arteri perifer 100 kasus
§
Duplex
scanning arteri perifer 100 kasus
§
Duplex scanning vena perifer 100 kasus
§
Duplex scanning karotis 100 kasus
§
Transcranial duplex scanning 100
§
Duplex scanning pembuluh darah visceral 100
kasus
·
Penatalaksanaan medical, Seorang peserta didik
diharapkan mampu mengobati secara medical penyakit dan factor resikonya termasuk penanganan di
ICU
Di Indonesia saat ini sudah
terjadi pengembangan yang mengesankan dalam bidang pendidikan bedah vaskuler,
tidak hanya terbatas pada pembedahan terbuka . Saat ini Divisi bedah vaskuler sudah
dilengkapi dengan alat pemeriksaan non invasive baik Ultrasonografi(duplex scanning), Doppler, pletismografi sehingga seorang peserta didik sudah mampu
melakukan pemeriksaan dan interpretasi dalam pemeriksaan non invasif.
Dalam bidang invasive, sejak lama
seorang peserta didik sudah mampu melakukan tindakan catheter based seperti pemasangan catheter dual lumen di vena sentral dan sedang dikembangkan
tindakan non invasif lainnya seperti pemasangan IVC filter ,ballooning
dan stenting. Kedepannya dengan
dimilki alat C Arm yang sudah diprogram dengan angiografi maka peserta didik
akan semakin banyak melakukan tindakan endovaskuler.
Pendidikan bedah vaskuler saat
ini di FKUI/RSCM sudah berjalan pada jalur yang benar dan didukung oleh Rumah sakit
Pendidikan dengan penyediaan alat baik berupa alat invasif dan alat non invasif,
selain alat alat non invasif yang dibeli sendiri oleh untuk kepentingan pendidikan.
Alasan perubahan nama
Dengan kondisi yang saat ini
terjadi, dimana paradigma bedah vaskuler sudah bergeser dari hanya melaksanakan
pembedahan terbuka kearah diagnostic invasif dan non invasif serta
penatalaksanaan medikamentosa, maka terjadi pergeseran dan perubahan nama .
Saat ini seorang spesialis bedah vaskuler sudah bergeser dari seorang spesialis
bedah menjadi seorang klinikus.
Untuk menyesuaikan diri dengan
perkembangan seperti yang tertulis diatas maka saat ini di dunia internasional
sebagian divisi yang berada dibawah departemen bedah sudah berubah nama menjadi Divisi Vaskuler dan
Endovaskuler, dapat dilihat dari contoh contoh dibawah ini.
Selain dari perubahan nama
organisasi, jurnal bedah vaskuler yang baru terbit sudah menggunakan nama vaskuler dan
endovaskuler , sementara jurnal yang lebih lama tetap menggunakan nama vascular
surgery seperti:
2.
Journal of Endovascular Therapy, sebelumnya
journal of endovascular surgery.
http://www.jevt.org/
Sebutan spesialis bedah vaskuler sudah
banyak berubah, sebagian yang menganut pendidikan dari spesialis bedah umum
memakai sebutan consultant vascular and
endovascular surgeon
Di Indonesia, sesuai dengan hasil
kongres yang dilaksanakan di Tangerang pada tahun 2010, maka Perhimpunan
Spesialis Bedah Vaskuler Indonesia berubah menjadi Spesialis Bedah Vaskuler dan
Endovaskuler. Atas dasar alasan tersebut perhimpunan menghimbau semua divisi
vaskuler yang berada dibawah departemen bedah menyesuaikan diri menjadi divisi
vaskuler dan endovaskuler. Selain itu sebutan seorang spesialis bedah vaskuler
juga menjadi Spesialis Bedah Konsultan Vaskuler dan Endovaskuler disingkat
dengan SpB(K)V
Penutup
Perkembangan di bidang ilmu
vaskuler dan endovaskuler di dunia sudah sangat maju. Di Indonesia saat ini
sebagai salah satu Negara besar di Asia Tenggara perkembangan bedah vaskuler
juga sudah sangat pesat . Dengan digunakannya pemeriksaan non invasive dan
pemeriksaan invasive serta akan didirikannya Nasional Vaskuler Center . Untuk
menyesuaikan dengan perkembangan sains
dan memperkuat keinginan untuk mengembangakan minimal invasive maka sudah
sewajarnya Divisi Bedah Vaskuler Departemen Ilmu Bedah FKUI/RSCM berubah menjadi Divisi Vaskuler dan
Endovaskuler
Referensi
2.
Gloviczki,P.Vascular and Endovascular surgeon:
the vascular specialist for the 21st century and beyond. J Vasc Surg
2006;43:412-21.
3.
Dietrich.FB. Future potential of endovascular
techniques for vascular surgeons. Semin Vasc Surg 2003;16:255-61.
4.
White RA, Hodgson KJ, Ahn SS, Hobson RW 2nd
, Veith FJ.Endovascular interventions training and credentialing for Vascular
Surgeons. J Vasc Surg 1999; 29:177-86.
5.
Kent KC, Vascular surgeons- leaders in vascular
care. J Vasc Surg 2008;47:231-6.
6.
Svetlikov AV, Nyheim T, Aksoy M, European
Association of Vascular Surgeons in Training (EAVST), J International Congress
series 1272.2004;76-94.
7.
Farber A, Long BM, Lauterbach SR et al,
Assesment of public knowledge about the scope of practice of vascular surgeons,
J Vasc surg 2010;51:771-5.
8.
Yao JST, Society for vascular Surgery (SVS)- The
beginning, J Vasc surg 2010;51:776-9
9.
DeWeese JA, Baker JD, Ernst CB, Veith FJ,
Whittemore A, Vision of the vascular surgeon as the vascular specialis of the future,
J Vasc Surg 1996;23:896-901.
10.
Moore WS, Clagett P, Hobson RW, Towne JB Veith
FJ, Vision of optimal vascular training in the next two decades: Strategies for
adapting to new technologies, J Vasc
Surg 1996; 23:926-31.
11.
Goldstone J, Wong V, New training paradigms and
program requirements, J Sem Vasc Surg 2006.08.002:168-71.