(The Future
of Vascular Surgery in Indonesia)
Patrianef
Sekretaris
Kolegium Ilmu Bedah vaskular dan Endovaskular Indonesia
Pendahuluan
Riwayat perkembangan bedah vaskular di Indonesia
diawali pada tahun 1975 dengan dimulainya pelayanan kasus kasus bedah vaskular yang merupakan bagian dari klinik bedah,
sebagai pelopor awalnya adalah Dr.H.Djang Jusi. Kemudian diikuti oleh
Dr.H.Murnizal Dahlan dan Dr.Hilman Ibrahim. Pada awal tahun 2000-an diperkuat
oleh Dr.R.Suhartono dan Dr.Dedy Pratama.1
Perhimpunan Spesialis
Bedah Vaskular Indonesia
(PESBEVI) atau Indonesian Society for Vascular Surgery (ISVS) didirikan pada tahun
1996 dan kemudian resmi diterima sebagai anggota dari Asian Society for Vascular
Surgery pada tanggal 2 Juni 1996 di Seoul Korea.1
Pada Muktamar anggota di Tangerang tahun 2010 Perhimpunan berubah nama
menjadi Perhimpunan Spesialis Bedah Vaskular dan Endovaskular Indonesia dengan
singkatan tetap PESBEVI atau Indonesian Society for Vascular and Endovascular Surgery.
Perkembangan
Ilmu Bedah Vaskular di Dunia.
Perkembangan
Bedah Vaskular di Eropa
Proses perkembangan ilmu
bedah vaskular sebagai suatu entitas
yang berdiri sendiri
dimulai pada akhir tahun 1950 an ,
kemudian menjadi suatu bidang ilmu
yang terpisah dari bedah umum dan bedah kardiotorasik pada tahun 1970 an . Pada
tahun 1962 dibentuk seksi spesialis di “Union Europeene des medicins
Specialistes” (UEMS), dimana bedah vaskular merupakan
bagian dari seksi bedah (umum). Pada periode ini sampai pada era tahun
1990 an sudah berkembang teknik pembedahan terbuka . Pada awal tahun 1991 terbentuk kelompok kerja yang dibentuk oleh 12 negara dengan nama “
Vascular Surgery in the European Union” di Eropa. Pada periode ini bedah vaskular sudah menjadi suatu subseksi dibawah bedah
umum.2
Pada tahun 1993
dibentuk Divisi Bedah Vaskular dibawah naungan spesialis bedah umum, pada saat ini sudah dilakukan kerjasama antar negara di eropa untuk mengatur regulasi,
harmonisasi didalam pengembangan Ilmu
Bedah Vaskular agar menjadi suatu spesialisasi
sendiri.2,3
Pada tahun 2005 bedah vaskular
diakui sebagai suatu seksi independen
dibawah UEMS. Titik ini menandai perobahan seksi bedah vaskular menjadi suatu mono spesialis yang secara resmi berhak mengadakan pendidikan
spesialisasi bedah vaskular . Pada saat ini ditetapkanlah di Eropa definisi
bedah vaskular sebagai suatu” disiplin ilmu ilmiah dan klinik yang mempelajari masalah diagnosis, pengobatan dan pencegahan
penyakit penyakit yang mengenai arteri, vena, system lymphe.2,3
Pada periode ini sistem pendidikan bedah vaskular di Eropa masih berbeda beda di masing masing negara, karena masing negara didalam Uni Eropa punya latar
belakang dan perkembangan yang berbeda
beda. Untuk standarisasi, diatur bahwa setiap orang yang akan menjadi
spesialis bedah vaskular harus melewati
ujian board yang diadakan oleh “European Board of Vascular Surgery” dan
memperoleh keanggotaan sebagai” Fellow of the European Board of Vascular Surgery”
(FEBVS).2,3,4
Sistem dan lama pendidikan
dimasing masing Negara Eropa juga berbeda, dapat dilihat pada table berikut ini
Akreditasi program dan
sertifikat peserta didik juga berbeda beda, dapat dilihat dari tabel berikut.
Perkembangan
Bedah Vaskular di Amerika Utara
”American Board of Surgery”(ABS) berdiri tahun 1937 dan
merupakan anggota dari ” American Board of Medical Specialties” yang didirikan
pada tahun 1933. Society for Vascular
Surgery (SVS) dibentuk pada tahun 1947 dan
International Cardiovascular Society (ICVS) dibentuk pada tahun 1975,
ICVS belum memakai nama Surgery karena pada masa ini ICVS masih didominasi oleh
“non surgeon”. Pada tahun 1981 ICVS berubah menjadi International Society for
Cardiovascular surgery( ISCVS) karena pada
saat ini anggota yang non bedah sudah sangat sedikit. 5
Proses pemisahan di sini dimulai pada tahun 1970 an dan 1980 an dimana bedah vaskular mulai terpisah dari bedah
umum dan bedah kardiotorasik dan mulai berkembang serta berusaha
menjadi spesialisasi sendiri. Pada
periode ini berbagai macam ” society” dibentuk di Amerika utara.
Pada tahun 2003 SVS dan ICVS bergabung menjadi SVS dan menjadi suatu
organisasi yang kuat dan terus berjuang untuk membentuk spesialis yang terpisah
dari bedah. Usaha tersebut berhasil pada tahun 2005 dengan diakuinya Spesialis Bedah Vaskular sebagai suatu entitas terpisah dan mulai
menjalankan pendidikan spesialisasi sendiri, baik sebagai spesialis bedah vaskular
dengan masa pendidikan 5 tahun dan
dimulai dari dokter umum dan mempunyai kompetensi dalam menangani kasus kasus
bedah vaskular , disamping itu juga melaksanakan pendidikan dari dokter bedah
dengan lama pendidikan 5+2 atau 4+2 dimana peserta mempunyai kompetensi bedah
umum dan bedah vaskular .5,6,7
Sebagai suatu organisasi SVS semakin lama semakin kuat dan saat ini sudah
memiliki sebuah journal yang dikenal sebagai ”Journal of Vascular Surgery” yang
merupakan journal bedah vaskular yang
terkemuka, selain itu mereka juga memiliki ”news paper” yang dinamakan ”
Vascular Specialist”. Mereka juga memiliki ”Vascular Web” yang dikunjungi
sekitar 3 juta pengunjung pertahun.
Tetapi usaha ini masih belum selesai, SVS berencana dan berusaha keras untuk
membentuk “American Board of Vascular Specialist”, ide ini dicetuskan oleh
ketua SVS terdahulu Gregory Sicard. Peter Gloviczki dalam presidential addres
yang dimuat dalam journal of vascular surgery menyatakan bahwa spesialis bedah
vascular dan endovascular akan tetap
berada didepan dalam menangani kasus vaskular dan akan menjadi vaskular spesialis pada abad ke 21 dan seterusnya.Untuk
mewujudkan usaha tersebut, pendidikan bedah vaskular dikembangkan sehingga para spesialis bedah vaskular
yang tamat dalam periode 10 tahun terakhir mampu mempunyai kemampuan endovaskular , endovenous prosedur, mempunyai kemampuan medikamentosa . Usaha
tersebut juga diikuti oleh society bedah vaskular ditempat lain seperti “Midwestern Vascular Surgical
Society” mengubah nama majalah
resmi mereka menjadi Perspectives in
Vascular Surgery and Endovascular Therapy serta Vascular and Endovascular
Surgery. Perubahan ini
menunjukkan perubahan dalam pola fikir mereka.8
Perkembangan Bedah Vaskular di Asia
Perkembangan bedah vaskular di Asia
dalam 5 tahun terakhir ini sangat menggembirakan .
Di Korea saat ini terdapat pendidikan resmi spesialis bedah vaskular dengan
lama pendidikan 4 tahun dalam bedah umum dan 2 tahun fellowship dalam bidang
bedah vaskular dengan tambahan dibidang transplantasi. Saat ini di Korea
spesialis bedah vaskular masih merupakan bagian dari bedah umum.
Di Jepang untuk menjadi seorang spesialis bedah vaskular harus menjalani
pendidikan 3 tahun dalam bedah umum dan 3 tahun dalam bidang kardiovaskular. Di
jepang prosedur endovaskular dilakukan oleh spesialis bedah vaskular, radiologi
intervensi dan kardiologi intervensi
Di Malaysia untuk menjadi seorang spesialis bedah vaskular harus menjadi
seorang spesialis bedah dan kemudian menjalani pendidikan tambahan selama 3
tahun termasuk 1 sampai 2 tahun menjalani pendidikan di vascular centre di luar negeri.
Di Singapore untuk menjadi seorang spesialis bedah vaskular harus menjalani
pendidikan dasar bedah selama 2 tahun ditambah pendidikan lanjut dalam bedah
umum selama 4 tahun dan kemudian menjalani pendidikan bedah vaskular selama 2
tahun dengan 1 sampai 2 tahun pendidikan dijalani di vascular centre di luar negeri.
Di Thailand untuk menjadi seorang spesialis bedah vaskular harus telah
menyelesaikan pendidikan dibidang bedah umum selama 4 tahun atau 5 tahun dalam
bidang bedah thoraks kardiovaskular dan kemudian menjalani pendidikan tambahan
selama 2 tahun
China masih belum mempunyai pendidikan resmi dibidang bedah vaskular ,
prosedur endovaskular hanya dilakukan di kota kota besar di Cina.
Asian Vascular Society didirikan tahun 1992 dan tahun 2006 berubah nama
menjadi Asian Society for Vascular Surgery. Indonesia adalah salah
satu anggota Asian Society for Vascular Surgery.
Transformasi Spesialis
Bedah Vaskular menjadi Spesialis Vaskular
Jumlah kasus kasus penyakit vaskular saat ini
saat ini sangat meningkat dan kasus ini akan diperebutkan oleh tiga
spesialis yang dominan , yaitu kardiologi, radiologi intervensi dan bedah vaskular
sendiri.8,9,10,11.
Sepuluh tahun yang lalu status seorang spesialis
bedah vaskular adalah sebagai
”follower”. Organisasi bedah vaskular diberbagai belahan dunia terutama SVS dan ESVS
mengadakan perubahan kurikulum dalam pendidikan sehingga para spesialis bedah vaskular
yang baru menyelesaikan pendidikan sudah
memiliki kemampuan menangani kasus kasus vaskular dengan tindakan minimal invasive.8,9,10,11
Radiologi intervensi adalah suatu bidang ilmu yang
mempunyai basis diagnostik, dan historikal mereka mengklaim bahwa diagnostik
angiologi dan endovaskular adalah domain
mereka. Mereka sangat trampil dalam navigasi dan maneuver wire dan kateter. Tetapi
mereka mempunyai kemampuan klinis dan skill bedah yang sangat terbatas.8,9,10,11
Kardiologis intervensi mempunyai pengalaman luas baik
secara klinis maupun angioplasti pada pasien dengan kelainan koroner, tetapi mereka
mempunyai kemampuan terbatas pada penyakit vaskular perifer dan ketrampilan bedah.8,9,10,11
Seorang Spesialis Vaskular adalah seorang yang mampu menangani pasien
baik secara medikal, endovaskular , dan tindakan pembedahan dalam menangani
kasus kasus vaskular .
.Seorang Spesialis
Vaskular Medicine focus pada
pengobatan medikamentosa, tetapi untuk
tetap mempertahankan profesinya mereka mungkin akan belajar melakukan endovaskular
. Seorang kardiologis intervensional melakukan pengobatan medikamentosa dan endovaskular
. Seorang radiologis intervensi(vaskular ) akan fokus pada endovaskular ,
tetapi supaya tetap kompetitif mereka mungkin akan mendirikan klinik vaskular dan mulai belajar ilmu klinis menangani pasien
. mereka mesti berubah menjadi seorang klinisi untuk memperoleh akses kepada
pasien.
Spesialis yang
mampu memiliki kemampuan semuanya, medikal, endovaskular ,
pembedahan hanyalah seorang spesialis bedah vaskular , maka satu satunya yang
memiliki peluang untuk menjadi spesialis vaskular adalah spesialis bedah vaskular .Maka layak
seorang spesialis bedah vaskular menjadi
leader dalam penanganan kasus kasus vaskular .8,9,10,11
Selain dari yang disebutkan diatas seorang spesialis
bedah vaskular mempunyai pengalaman
klinis yang sangat banyak dalam menangani pasien baik kasus elektif maupun
emergensi, pemahaman konsep 3 dimensi pembuluh darah sangat mereka pahami.
Kemampuan yang luarbiasa yang mereka miliki adalah kemampuan mengatasi
komplikasi yang membedakan mereka dari spesialisasi lainnya, ditambah dengan
generasi baru yang sudah terlatih dengan peralatan endovaskular dan terbiasa dengan wire dan kateter. Menurut
guideline yang dikeluarkan oleh SVS mereka ini harus dipertimbangkan sebagai
seorang spesialis vaskular yang tidak
hanya melakukan pembedahan tetapi juga tindakan endovaskular dan mempunyai kompetensi untuk pengobatan
konservativ dengan medikamentosa. Untuk itu seorang spesialis bedah vaskular harus memiliki kemampuan sebagai berikut:
·
Ketrampilan Bedah Umum.
Dalam
kurikulum sekarang kemampuan bedah umum yang dimiliki oleh seorang spesialis
bedah vaskular terbatas, kemampuan
pembedahan mereka lebih banyak diarahkan untuk pembedahan vaskular .
·
Ketrampilan pembedahan terbuka dan endovaskular
.
Mereka
harus punya kemampuan untuk menangani kasus kasus standard dan rumit baik
secara endo maupun pembedahan terbuka.
·
Pengobatan Medikamentosa
·
Kemampuan mereka dibidang medikamentosa
harus ditingkatkan , pemahaman terhadap obat obatan seperti antiplatelet maupun
statin harus ditingkatkan, karena 90% pasien yang dating berobat mungkin hanya
memerlukan pengobatan. Penguasaan medikamentosa ini harus dipelihara dan
ditingkatkan terus menerus.
·
Ultra Sono Grafi dupleks
Dupleks scanning sangat
penting dalam diagnosis penyakit
penyakit vaskular dan rutin dilakukan
pada unit unit vaskular modern. Seorang
Spesialis vaskular harus mendapatkan
pelatihan yang tepat dan harus mempunyai lisensi untuk melakukan pemeriksaan
USG Doppler.
Sebagaimana seperti diterangkan diatas ilmu bedah vaskular dalam 20 tahun
terakhir mengalami perkembangan yang mengesankan, beberapa literatur
memperkenalkan istilah revolusi endovaskular dimana dengan revolusi ini terjadi
beberapa perubahan yang sangat mendasar yaitu:
- Transformasi dari perubahan luka operasi dari besar menjadi kecil, kesakitan menurun , kematian menurun, yang sangat mengesankan bagi pasien dan dokter yang merujuk walaupun superioritasnya masih belum bisa dibuktikan sepenuhnya.
- Perubahan instrumen dari pisau, pinset, guntung, klem dengan pendekatan ekstra vaskular menggunakan mata menjadi pemakaian wire, kateter, balon, sten, embolan, endograft yang digunakan dengan menggunakan bantuan fluoroskopi.
- Perubahan teknik radiodiagnostik yang sebelumnya menggunakan filem menjadi penggunaan teknik digital angiografi yang diperkuat dengan penggunaan diagnostik modalitas yang lain seperti magnetic resonance imaging, computed tomography dan ultra sonography.
- Perubahan area kompetisi seorang spesialis bedah vaskular dari kompetisi dengan bedah umum dan kardiothorasik menjadi kompetisi dengan radiologi intervensi, kardiologi intervensi
- Perubahan status ilmu bedah vaskular yang sebelumnya merupakan subspesialis bedah umum atau kardiothorasik menjadi spesialis tersendiri
Pengembangan
Bedah Vaskular di Indonesia
Indonesia merupakan salah satu negara anggota Asian Society for Vascular
Surgery. Di Indonesia saat ini untuk menjadi spesialis bedah vaskular harus menyelesaikan
pendidikan spesialis bedah umum selama 6 tahun dan dilanjutkan dengan pendidikan
subspesialis dibidang bedah vaskular selama 2 tahun. Saat ini spesialis bedah
vaskular di Indonesia merupakan subspesialis dari spesialis bedah umum.
Merupakan suatu hal
yang mendesak untuk mengembangkan ilmu
bedah
vaskular di Indonesia sehingga mendekati standar yang dipakai oleh negara negara yang lebih maju. Kendala yang di
alami hampir
sama dengan yang dialami oleh negara
lain dalam mengembangkan ilmu
bedah vaskular .
Masalah yang hampir
selalu dihadapi oleh spesialis bedah vaskular adalah terbatasnya akses untuk menggunakan peralatan radiologi
diagnostik maupun intervensi baik oleh radiologis intervensi dan kardiologis.
Masalah ini adalah masalah yang klasik, karena secara tradisional wilayah
radiologi adalah domainnya interventional radiologis. Di tempat tempat yang berhasil mengatasi
masalah ini mereka mulai dari rumahsakit diluar institusi pendidikan untuk
melaksanakan tindakan endovaskular dan
terus mengembangkan kemampuannya dibidang endovaskular . Sebagai seorang spesialis bedah vaskular kemampuan endovaskular
adalah hal yang mutlak harus dimiliki.
Masalah lain yang
dihadapi saat ini adalah masih terbatasnya tenaga bedah vaskular, saat ini cuma
beberapa pusat pendidikan yang memiliki tenaga spesialis bedah vaskular . Sebagai spesialis primer , seorang spesialis bedah
vaskular
menerima pasien langsung dari dokter umum Pendidikan
yang mereka terima saat masih menjalani pendidikan akan memberikan pemahaman
kepada mereka tentang kasus kasus vaskular dan kemana harus merujuk pasien.
Di Indonesia saat ini pelayanan vaskular dilakukan oleh beberapa pusat pendidikan dan
pelayanan, seperti Rumah Sakit dr Cipto Mangunkusumo Jakarta, RS Fatmawati
Jakarta, RS Pusat Angakatan Darat Jakarta, RSUD Tangerang, RSUP Hasan Sadikin
Bandung, RS dr Karyadi Semarang, RS Adam Malik Medan, RSUP M.Jamil Padang, RS
Kandou Manado. Dari beberapa RS tersebut diatas sampai saat ini Spesialis Bedah
Vaskular dan Endovaskular yang melakukan
pelayanan endovaskular hanya di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta dan masih
menompang di Pusat Jantung Terpadu, dan di Pusat kateterisasi jantung dan pembuluh darah RSUD Tangerang dimulai sejak Oktober 2013.
Pelayanan endovaskular dalam bentuk terstruktur dikerjakan di pusat
jantung terpadu RSCM secara rutin baru dimulai diawal tahun 2013, walaupun
pelayanan dalam bentuk tidak terstruktur atau insidental jauh dimulai sebelum
itu. Pelayanan endovaskular rutin ini awalnya dilakukan oleh dr Alexander
Jayadi Utama yang selesai menjalani pendidikan endovaskular di Hospital St
Elizabeth Munster Jerman dan kemudian juga oleh dr R Suhartono. Pada bulan Juli
2013 pelayanan endovaskular diperkuat oleh dr Patrianef yang selesai menjalani
pendidikan endovaskular di Hospital Universiti Kebangsaan Malaysia dan Hospital
Kualalumpur. Pada awalnya kasus yang dilayani masih sedikit yaitu sekitar 5
kasus perbulan pada awal tahun 2013 dan berkembang sangat cepat sehingga
menjadi sekitar 15 an kasus perbulan pada pertengahan tahun 2013.Pertumbuhan
penambahan kasus endovaskular sangat terbatas karena sistem pembagian tempat di
PJT yang masih dilakukan bersama sama dengan kardiologi intervensi, radiologi
intervensi dan neurologi intervensi. Kasus yang ditangani sangat bervariasi
dengan tingkat kesulitan yang bervariasi. Saat ini kasus EVAR ( Endovascular
Aneurysm Repair) yang merupakan puncak pelayanan endovaskular sudah rutin dilaksanakan
oleh spesialis bedah vaskular di RSCM dan rumah sakit swasta seperti RS Premier
Bintaro dan RS Premier Jatinegara.
Pada muktamar anggota di Tangerang pada tahun 2010 disepakati perubahan
nama perhimpunan menjadi Perhimpunan Spesialis Bedah Vaskular dan Endovaskular
Indonesia. Perubahan nama tersebut mengikuti perubahan nama sebagian besar
perhimpunan,divisi dan departemen bedah vaskular di luar negeri. Dan hal ini
memberikan perubahan sangat mendasar dalam perubahan pola fikir sebagian besar
spesialis bedah vaskular di Indonesia.
Tantangan
Tantangan yang sangat besar dalam pengembangan pelayanan vaskular di
institusi pemerintah terutama di RSCM adalah keterbatasan alat dan keterbatasan tempat
tidur yang tersedia. Sebagian kasus kasus vaskular adalah kasus yang memerlukan
tindakan segera sementara daftar waktu tunggu untuk masuk ruangan di RSCM
sangat lama sehingga pasien sering mencari alternatif pengobatan diluar RSCM.
Kendala lain adalah keterbatasan alat yang tersedia. Pada dasarnya
kemampuan seorang spesialis bedah vaskular dalam menangani kasus kasus vaskular
sangat lengkap dan itu akan terpenuhi jika tersedia sebuah kamar operasi
hybrid. Kamar operasi hybrid adalah sebuah kamar operasi yang dilengkapi dengan
kemampuan melakukan kateterisasi dan operasi sehingga dapat dilakukan operasi
kombinasi atau operasi hibrid. Dengan kondisi seperti ini maka pengembangan
dengan cara yang rutin dan biasa akan sukar dilakukan, maka direncanakan
pembentukan Nasional Vascular Centre
di RSCM yang akan menjadi tempat atau pusat pengembangan ilmu vaskular di
Indonesia. Sentrum ini dirancang sebagai satu tempat pelayanan terpadu dengan
menganut konsep “ One Stop Vascular Service” sehingga akan memangkas waktu
pelayanan dan lama perawatan pada akhirnya akan menurunkan biaya baik yang
ditanggung oleh rumah sakit maupun penderita sendiri
Dari sisi kemampuan sumber daya manusia saat ini sebagian tenaga spesialis
bedah vaskular di Indonesia sudah mempunyai kemampuan melakukan prosedur
endovaskular, dan setiap peserta didik yang baru selesai pendidikan sudah
dilengkapi kemampuan melakukan prosedur endovaskular.
Saat ini sebaran spesialis bedah vaskuler di Indonesia sudah mulai merata
terutama dalam 3 tahun kedepan dengan dididiknya spesialis bedah umum dari
beberapa ibukota propinsi di Indonesia yang kedepannya diharapkan akan
mengembangkan ilmu vaskular baik di sentrum pendidikan maupun rumah sakit.
Penutup
Ilmu bedah vaskular adalah
ilmu yang sangat dinamis perkembangannya dan sedang mengalami transformasi dan
revolusi dalam penanganan kasus kasus vaskular . Seorang spesialis
bedah vaskular dituntut
untuk terus menerus mengembangkan ilmunya sehingga tidak tertinggal dan selalu
terupdate. Persaingan dalam penanganan pasien bukanlah suatu hambatan dalam
pengembangan ilmu bedah vaskular , tetapi
merupakan suatu tantangan yang harus dihadapi oleh setiap spesialis bedah vaskular .
Kedepan seorang spesialis bedah vaskular bukan
hanya dituntut mampu menangani kasus kasus secara pembedahan terbuka tetapi
juga menangani pasien dengan minimal invasive ( endovaskular ) tetapi juga
mampu dan menguasai diagnostik baik non invasif seperti USG doppler, maupun invasif seperti
angiografi dan penanganan medikamentosa pasien dengan kelainan vaskular .Kemampuan yang secara tradisional dimiliki oleh seorang
spesialis bedah vaskular yaitu pembedahan terbuka saat ini tidak mencukupi
untuk menangani pasien dengan kelainan pembuluh darah, seorang spesialis
vaskular harus mempunyai kemampuan dan memahami penanganan pasien dengan
menggunakan wire, kateter, balon, stent dan tidak boleh meninggalkan
kemampuan pembedahannya. Kemampuan
seorang spesialis bedah vaskular dituntut
agar lebih tinggi sehingga tidak hanya mampu mengobati lesi atau kelainan pada
pasien, tetapi harus mampu menangani penyakit pasien secara keseluruhan,
sehingga seorang spesialis bedah vaskular bisa disebut
sebagai seorang “vascular specialist”
Referensi
- Tahalele P, Pusponegoro AD. Sejarah Ilmu Bedah di Indonesia. Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Indonesia.2004.
- VanBockel JH, Berqvist D, Cairols M, Liapis CD, Valentini FB, Pandey V, Wolfe J. Education in vascular surgery: Critical issues around the globe – training and qualification in vascular surgery in Europe. . J Vasc Surg .2008;48:69s – 75s.
- Benedetti- Valentini F, Liapis Cd. Vascular Surgery: Independence and Identity as a monospecialty in Europe. . J Vasc Surg . 2006;32:1-2.
- Liapis CD, Avgerinos ED, Sillesen H, Beneddetti- Valentine F, Cairols M, Van Bockel JH, Berqvist D, Greenhalgh R. Vascular training and endovascular, Practice in Europe. J Vasc Surg. 2009;37:109 – 15.
- Mills JL. Vascular surgery training in the United States: A half century of evolution. . J Vasc Surg . 2008;48:90S-97S.
- Pearce WH. Presidential address: The American Association for Vascular Surgery: A tradition of imagination, innovation, and change. J Vasc Surg 2003; 37: 2-7.
- Stanley JC. Presidential address: The American Board of Vascular Surgery. J Vasc Surg 1998;27: 195 – 202.
- Gloviczki P. Vascular and Endovascular Specialist for the 21 st century and beyond. J Vasc Surg. 2006;43: 412-421.
- Jirasiritham Sopon. Vascular education and training in Asia. J Vasc Surg 2008; 48: 81S- 83S.
- Kent KC. Vascular surgeons – leaders in vascular care. J Vasc Surg 2008;47:231 – 236
- Ascher E. Presidential address: the modern vascular specialist-surgeon,clinician, and interventionist. J Vasc Surg.2003;38:633-638.
- Ascher E. United we stand: One voice, one powerful brand. J Vasc Surg 2006;44:673 – 8
- Sicard G. Vascular surgery: a specialty in transformation with a bright future. J Vasc Surg.2005;42:851 – 55.
- Avgerinos ED, Dalainas I, Liapis C. Clinical controversy Review: The Transformation of Vascular Surgeons to vascular specialist. 2009;43:233 – 37.
- Sidawy AN. Presidential address: Generation apart – bridging the generational divide in vascular surgery. J Vasc Surg.2003;38(6):1147 – 1153.
- Cronenwett Jl, Liapis CD. Vascular surgery training and certification : an international perspective. J Vasc Surg.2007;46( ):621-629.
- Valentine RJ. Presidential address: Mind the gap. J Vasc Surg 2007;45:1277 – 81.
- Veith FJ. Metamorphosis of vascular surgeon to endovascular specialist: must vascular surgery have an independent board and can we get there? .Vascular 2005;13:197 – 201.
- Abbott WM. Presidential address: Time, our vanishing commodity, and a prescription for rescue. J Vasc Surg.2004;39:1149 – 56.
- DeWeese JA, Baker JD,Ernst CB, Veith FJ, Whittemore AD. Vision of the vascular surgeon as the vascular specialist of the future. . J Vasc Surg . 1996;23:896 – 901.
- Gloviczki P. The science and art of vascular surgery has no country. J Vasc Surg. 2008;48: 1s – 10s.
- Walsh DB. Presidential address: Time to lead! J .Vasc Surg .2009; 49: 519 – 23.
- Johnston KW. The Socity for Vascular Surgery – State of the society 2008. J Vasc Surg 2008; 48: 1613-9.
- Yorkovich WR. Ascher E. The Future of Vasc Surgery – Opportunity or Obituary. Cardiovascular Surg 2005;54 – 55.
No comments:
Post a Comment