Penyakit: Phlegmasia cerulea dolens
Pendahulua
Phlegmasia cerulea dolens |
Phlegmasia cerulea dolens |
Phlegmasia cerulea dolens |
Bentuk yang sangat jarang dari trombosis
vena dalam adalah phlegmasia cerulea dolens(PCD), phlegmasia cerulea alba dan
venous gangren. Ketiga kondisi ini disebabkan oleh trombosis massif vena dalam
dan hambatan aliran dari vena tungkai kembali ke vena kava. Kondisi ini sering
muncul pada dekade kelima dan keenam. Insiden lebih tinggi pada wanita
dibandingkan dengan pria.
Pada abad ke 16, Fabricus
Hildanus pertama kali menggambarkan sutu kondisi klinik yang sekarang dikenal
sebagai PCD.Pada tahun 1938, Gregoire membuat gambaran yang jelas tentang PCD.
Pada tahun 1939, Leriche dan Geisendorf pertama kali melakukan trombektomi pada
penderita PCD
Penyebab
Penyebab kondisi ini adalah trombosis
vena dalam massif disertai dengan hambatan aliran balik vena tungkai kembali ke
jantung. Penyebab terbanyak dari kondisi ini adalah keganasan. Keganasan ini
terdapat pada 20-40% penderita dengan PCD. Penyebab lain adalah kondisi
hiperkoagulabel, pembedahan, trauma, May Thurner Syndrom. Immobilisasi pada
penderita ketuaan, penyakit kronis, gangguan pergerakan, kelumpuhan. Kondisi
ini juga bisa terjadi pada kehamilan
trimester ketiga akibat penekanan uterus pada vena iliaka
Sekitar 10% penderita tidak
diketahui penyebab phlegmasia nya
Gambaran Klinis
Pada penderita PCD, trombosis
sampai ke vena vena perifer sehingga terjadi stasis aliran vena ditungkai.
Kondisi ini mengakibatkan kongesti vena dengan sekuesterasi cairan sehingga
terjadi edema jaringan.Sekitar 40-60% penderita thrombosis melibatkan kapiler
sehingga jika terjadi kematian jaringan akan melibatkan kulit,jaringan
subkutan, otot. Pada kondisi ini tekanan hidrostatik di arteri dan vena
melebihi tekanan onkotik sehingga terjadi sekuesterasi cairan ke interstitium. Tekana
vena akan meningkat cepat sampai 16-17 kali lipat dalam 6 jam. Sekuesterasi
cairan bisa mencapai 6 sampai 10 liter pada tungkai yang terkena. Penderita
dapat mengalami shock karena pergeseran cairan. Selain itu penderita juga akan
menderita insufisiensi arteri yang pada ujungnya akan mengakibatkan kematian
jaringan.
Gambaran klinis yang khas pada
penderita adalah pembengkakan tungkai, nyeri iskemik tungkai dan perubahan
warna kulit.
Pengobatan
Pengobatan konservatif meliputi
elevasi tungkai, pemberian antikoagulan dan resusitasi cairan. Tujuan pemberian
heparin adalah mencegah pemanjangan trombus. Heparin tidak berperan dalam
penghancuran trombus.
Pengobatan lain adalah dengan
pemberian thrombolysis dengan tissue plasminogen activator (t-PA).
Pengobatan endovaskular yang
sering digunakan saat ini adalah Trelli
Daftar pustaka
1. Lorimer
JW, Semelhago LC, Barber GG. Venous gangren of the extremities. Can J
Surg.1994;37(5):379-84.
2. Sarwar
S, Narra S, Munir A. Phlegmasia Cerulea Dollens. Text Heart Inst J.
2009;36(1):76-7
3. Weaver
FA, Meacham PW, Adkins RB, Dean RH.Phlegmasia cerulea dolens: therapeutic
considerations. South Med J 1988;81(3):306-12.
No comments:
Post a Comment