Thursday, August 28, 2014

Penyakit: Luka Diabetes, Pengobatan tepat dapat mencegah amputasi



Luka Diabetes : Pengobatan yang tepat dapat mencegah amputasi

Pengertian
Kaki diabetes adalah suatu kondisi yang bervariasi mulai dari kulit kaki yang kering dan kasar sampai luka di kaki yang tak bisa sembuh. Ini terjadi pada satu dari empat penderita diabetes selama hidupnya.
Diabetes sendiri mengakibatkan kerusakan sistemik pada organ dan fungsi tubuh seperti mata, jantung , otak , ginjal, hati, sistem vaskularisasi, sistem kekebalan tubuh. Kombinasi semua faktor diatas mengakibatkan penderita kaki diabetes rentan terhadap infeksi pada tungkainya dan susah sembuh yang  akhirnya dapat mengakibatkan amputasi pada tungkai penderita.
Sering penderita tidak menyadari kondisi yang dialaminya sehingga penderita datang berobat dalam kondisi yang sudah berat. Sebagai contoh penderita tidak menyadari bahwa kakinya sudah baal sehingga rentan terhadap trauma, dan sesudah terkena trauma penderita tidak segera menyadarinya dan pada saat mencari pengobatan kondisi tungkai penderita sudah jelek.
Jumlah penderita yang menjalani amputasi pada kaki diabetes jauh  lebih banyak jika  dibandingkan dengan akibat trauma dan keganasan. Amputasi sendiri akan menurunkan kualitas hidup penderita dan mobilitas penderita.
Ulkus Diabet yang sudah di lakukan penutupan dengan skin graft
Langkah Pencegahan Amputasi
Sebagian besar amputasi termasuk di RSCM diakibatkan oleh luka diabetes, mengalahkan amputasi yang diakibatkan oleh trauma maupun keganasan.
Amputasi sebagian besar didahului oleh luka kecil . Luka menjadi tempat masuk infeksi dan menjalar keatas sehingga mengakibatkan infeksi yang mengancam kehidupan penderita sehingga tungkai harus diamputasi. Langkah langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi adalah sebagai berikut:
1.Kontrol Infeksi
Infeksi pada penderita diabetes yang didahului oleh trauma dapat bertambah buruk akibat kombinasi berbagai faktor seperti penurunan fungsi sistem imunitas sehingga infeksi akan menyebar cepat dan menjadi berat.
Infeksi pada penderita diabetes dapat diklasifikasikan atas: ringan , sedang dan berat. Infeksi ringan tidak mengancam tungkai dan kehidupan sedangkan sedang maupun berat akanmengakibatkan tungkai terancam amputasi dan bahkan mengancam kehidupan.
Infeksi ringan adalah infeksi yang kurang dari 2 cm lebarnya, tidak menyebar kedalam dan tak ada tanda tanda sistemik infeksi. Biasanya disebabkan oleh kuman gram positif. Infeksi sedang adalah infeksi yang lebarnya lebih 2 cm dan dikelilingi oleh selulitis dan dapat menyebar melalui tendon dan fasia. Dapat timbul osteomielitis tetapi tidak disertai tanda tanda sistemik infeksi. Infeksi yang berat mempunyai karakter yang sama dengan infeksi sedang tetapi disertai oleh tanda tanda infeksi sistemik. Infeksi sedang dan berat biasanya diakibatkan oleh kuman campuran. Tetapi pada semua kondisi biasanya yang sangat dominan adalah kuman gram positif dan mesti dipertimbangkan dalam pengobatan.
Pada semua kondisi infeksi mesti dipertimbangkan terjadinya resistensi kuman terutama methicillin resisten staphylococcus aureus (MRSA). Pada kondisi ini dipertimbangkan pemberian antibiotika yang secara empirik dapat digunakan untuk melawan MRSA sampai keluar hasil kultur dan sensitifiti test.
2.Kontrol Vaskular
Langkah berikut sesudah mengatasi infeksi adalah memastikan bahwa perfusi ketungkai baik. Salah satu metode untuk memeriksanya adalah dengan memeriksa ankle brachial index (ABI). Tetapi sering ABI tidakakurat dalam kondisi terjadi atherosklerosis pembuluh darah. Dalam kondisi ini  diperiksa toe brachial index (TBI). TBI lebih akurat dalam mengukur tekanan pembuluh darah pada bagian ujung karena pembuluh darah kecil relatif lebih bebas dari atherosklerosis.
Metode lain untuk mengukur perfusi kedistal adalah dengan memeriksa trans cutaneus pressure of oxygen ( TcPO2).
Saat in metode yang sangat bagus untuk memeriksa sistem vaskularisasi adalah dengan menggunakan ultrasonografi.

Vaskular yang baik sangat berperan dalam mencegah terjadinya infeksi melalui beberapa faktor:
·         Pembuluh darah yang baik dapat berfungsi menghantarkan nutrisi yang dibutuhkan untuk penyembuhan luka.
·         Pembuluh darah yang baik berfungsi menghantarkan obat obatan dan sistem kekebalan tubuh ketempat luka terjadi.
3.Mengurang tekanan.
Mengurang tekanan sangat berguna dalam menghindari amputasi pada penderita luka diabetik. Hal ini akibat penderita sering sudah mengalami baal atau kebas pada kaki sehingga penderita tidak menyadari trauma pada kaki akibat misalnya sepatu yang sempit. Mengurang bahkan menghilangkan tekanan dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti menggunakan kursi roda ataupun tongkat atau menggunakan sepatu khusus.
Cara lain mengurangi tekanan adalah dengan melakukan pemanjangan tendon dengan cara operasi , seperti pemanjangan tendo achiles, sehingga titik tumpu yang berada didaerah kepala metarsal dapat pindah kembali ke tempat semula.
4. Debridemen.
Debridemen adalah membuang semua jaringan yang mati sehingga luka kembali segar. Tidakan ini diperlukan karena pada tempat yang mati akan menjadi tempat bersarangnya kuman akibat tempat yang mati tidak dapat dicapai oleh pembuluh darah.
Peranan lain dari debridemen adalah memulai kembali proses penyembuhan luka yang terhenti  pada luka kronik sehingga luka kronik akan berubah menjadi luka akut. Debridemen dilakukan berkali kali sehingga jaringan kembali sehat.
Peranan rekonstruksi tidak dipertimbangkan dalam melakukan debridemen. Debridemen dilakukan sesuai dengan pertimbangan klinis. Rekonstruksi dipertimbangkan sesudah luka menjadi jaringan yang sehat kembali. Rekonstruksi akan mempertimbangkan jaringan sehat yang tersisa.
5.Merangsang timbulnya jaringan granulasi.
Cara yang tepat untuk merangsang timbulnya jaringan granulasi adalah dengan menerapkan perawatan luka dengan menggunakan negative pressure wound treatment (NPWT).
Penerapan NPWT diteruskan sampai timbul granulasi 100% dan dilanjutkan kemudian dengan melakukan skin graft.
Contoh NPWT

6. Penutupan luka.
Sesudah luka menjadi jaringan granulasi, maka dipertimbangkan penutupan luka. Semakin lama membiarkan luka terbuka, akan semakin besar resiko penderita terkena infeksi.
Bermacam macam cara menutup luka. Cara yang sederhana adalah dengan menggunakan split thickness skin graft (STSG). Denagn cara ini angka keberhasilan tinggi, karena STSG tidak memerlukan sumber perdarahan yang banyak untuk hidup. Cara lain yang lebih rumit adalah dengan menyiapkan random flap, pedikel flap ataupun free flap.

luka diabet sebelum debridemen
luka diabet sebelum debridemen
luka post debridemen

luka sesudah STSG

Luka sesudah STSG



No comments: