Tuesday, October 28, 2014

Phlegmasia Cerulea Dolens



Penyakit: Phlegmasia cerulea dolens
Pendahulua
Phlegmasia cerulea dolens

Phlegmasia cerulea dolens

Phlegmasia cerulea dolens

Bentuk yang sangat jarang dari trombosis vena dalam adalah phlegmasia cerulea dolens(PCD), phlegmasia cerulea alba dan venous gangren. Ketiga kondisi ini disebabkan oleh trombosis massif vena dalam dan hambatan aliran dari vena tungkai kembali ke vena kava. Kondisi ini sering muncul pada dekade kelima dan keenam. Insiden lebih tinggi pada wanita dibandingkan dengan pria.
Pada abad ke 16, Fabricus Hildanus pertama kali menggambarkan sutu kondisi klinik yang sekarang dikenal sebagai PCD.Pada tahun 1938, Gregoire membuat gambaran yang jelas tentang PCD. Pada tahun 1939, Leriche dan Geisendorf pertama kali melakukan trombektomi pada penderita PCD
Penyebab
Penyebab kondisi ini adalah trombosis vena dalam massif disertai dengan hambatan aliran balik vena tungkai kembali ke jantung. Penyebab terbanyak dari kondisi ini adalah keganasan. Keganasan ini terdapat pada 20-40% penderita dengan PCD. Penyebab lain adalah kondisi hiperkoagulabel, pembedahan, trauma, May Thurner Syndrom. Immobilisasi pada penderita ketuaan, penyakit kronis, gangguan pergerakan, kelumpuhan. Kondisi ini  juga bisa terjadi pada kehamilan trimester ketiga akibat penekanan uterus pada vena iliaka
Sekitar 10% penderita tidak diketahui penyebab phlegmasia nya
Gambaran Klinis
Pada penderita PCD, trombosis sampai ke vena vena perifer sehingga terjadi stasis aliran vena ditungkai. Kondisi ini mengakibatkan kongesti vena dengan sekuesterasi cairan sehingga terjadi edema jaringan.Sekitar 40-60% penderita thrombosis melibatkan kapiler sehingga jika terjadi kematian jaringan akan melibatkan kulit,jaringan subkutan, otot. Pada kondisi ini tekanan hidrostatik di arteri dan vena melebihi tekanan onkotik sehingga terjadi sekuesterasi cairan ke interstitium. Tekana vena akan meningkat cepat sampai 16-17 kali lipat dalam 6 jam. Sekuesterasi cairan bisa mencapai 6 sampai 10 liter pada tungkai yang terkena. Penderita dapat mengalami shock karena pergeseran cairan. Selain itu penderita juga akan menderita insufisiensi arteri yang pada ujungnya akan mengakibatkan kematian jaringan.
Gambaran klinis yang khas pada penderita adalah pembengkakan tungkai, nyeri iskemik tungkai dan perubahan warna kulit.
Pengobatan
Pengobatan konservatif meliputi elevasi tungkai, pemberian antikoagulan dan resusitasi cairan. Tujuan pemberian heparin adalah mencegah pemanjangan trombus. Heparin tidak berperan dalam penghancuran trombus.
Pengobatan lain adalah dengan pemberian thrombolysis dengan tissue plasminogen activator  (t-PA).
Pengobatan endovaskular yang sering digunakan saat ini adalah Trelli


Daftar pustaka
1.       Lorimer JW, Semelhago LC, Barber GG. Venous gangren of the extremities. Can J Surg.1994;37(5):379-84.
2.       Sarwar S, Narra S, Munir A. Phlegmasia Cerulea Dollens. Text Heart Inst J. 2009;36(1):76-7
3.       Weaver FA, Meacham PW, Adkins RB, Dean RH.Phlegmasia cerulea dolens: therapeutic considerations. South Med J 1988;81(3):306-12.

No comments: